Senin, 25 Oktober 2010

Karkun dan Khuruj


Khuruj Dan Karkun..

Dua pria berjenggot mendatangi rumahku, menemuiku, memakai baju lonnggar dg celana kain di atas mata kaki. Mereka menyalamiku, satu persatu memperkenalkan diri. Yasin dan Adil namanya. Dua pria berjenggot ini mengaku karkun dan punya kesempatan beberapa hari untuk menyampaikan tugas mereka. Mereka menjelaskan tentang arti sebuah " mengingat diri " arti sebuah kematian. bahwa waktu adalah begitu berharga dan sangat merugi jika waktu yang telah lalu tidak di gunakan untuk berbuat kebajikan. Sebelumnya aku memang sudah tau akan jamaah ini tapi belum terlalu jauh yang aku ketahui. Aku belum pernah membicarakan aktivitas ini dengan orang yang terlibat langsung di dalamnya. Ada beberapa kesan yang aku tangkap dari kedatangan dua pria berjenggot itu. Sedikit akhirnya aku bisa menangkap apa yang ada dalam aktivitas ini dan seperti apa kegiatan mereka.



Karkun adalah sebutan orang yang sedang melakukan khuruj, keluar rumah meninggalkan anak dan istri dalam beberapa hari untuk berdakwah. Konsep dakwah yang mereka bawa sangat sederhana. cuma mengingatkan para keluarga, dan mengajak para keluarga untuk mendatangi masjid untuk segera sholat berjamaah. Saat mendatangi keluarga karkun menjelaskan bahwa pentingnya meluangkan waktu untuk sholat berjamaah, meninggalkan aktivitas dunia. Karkun mencoba menyadarkan para keluarga tentang sebuah kematian yang pasti. karkun mengingatkan pada keluarga khususnya kepala rumah tangga ( suami ) bahwa terdapat gejala sekarang ini materialisme dan kegilaan dunia telah merasuk dan menjadi bagian gaya hidup para keluarga sekarang. Ini sangat berbahaya karena justru dengan gaya hidup seperti itu manusia tak akan menemukan kebahagiaan sejati. Mereka justru akan tenggelam dengan munculnya persoalan persoalan baru yang tidak bisa di pecahkan dengan baik. Hadirnya karkun dan ajakannya di jamin memberikan ketenangan dalam hidup. Bahkan mampu memecahkan delik persoalan kehidupan yang paling berat sekalipun. Hanya meluangkan tiga hari saja dalam sebulan para suami untuk pergi khuruj mendatangi rumah rumah untuk pergi kemesjid melakukan sholat berjamaah. Begitu ajakan mereka.



Aku sendiri terkesima dengan cara bekerja para karkun ini, sangat mirip dengan MLM multi level marketing, atau istilah lainnya Member Get Member. Para anggota yang sudah bergabung dengan khuruj agar mengajak masyarakat atau anggota lain ikut dalam bagian mereka. Dan ini ada target dalam pengembangan networking ke samping atau kebawah. Ini menarik sekali mengingat pencapaian target atau membangun networking dihargai dengan kepuasan kerja saja. Tak ada point reward dalam bentuk uang seperti yang aku jumpai dalam dunia multi level marketing bisnis. Jadi, dia bergerak hanya dari kesadaran dan kenikmatan bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar. Kenikmatan menyampaikan dakwah secara lebih kongkret dan sederhanalah yang menjadi semangat mereka. Maka aku lebih senang juga dengan istilah " gerakan " dalam menyampaikan dakwah. Ini sangat dan sangat menarik menurutku. Karena tanpa punya pengetahuan agama yang luas pun kita bisa menyampaikan dakwah, lebih nyata lagi, langsung mendatangi si objek yang akan kita ajak untuk mengikuti kita. Dan subtansi dakwahnya sangat mudah diterima oleh masyarakat " hanya mendatangi masjid saja". Sederhana saja bukan ? Tapi esensi dan artinya sangat penting sekali bagi kehidupan manusia itu sendiri baik yang sudah berkeluarga maupun yang masih mencari jatidiri. Sangat beda sekali jika kita mendengarkan dakwah dimimbar. Di mimbar kita hanya menjadi pendengar saja ceramah yang di sampaikan para ulama. Tapi di khuruj kita bisa merasakan langsung bagaimana rasanya menyampaikan dakwah yang kita laksanakan sendiri kemudian di ikuti oleh orang, nikmat bukan ? Dan apa yang di lakukan oleh para khuruj itu tidak sendiri,.tapi secara massal disetiap potensi wilayah di dunia ini,.hingga timbullah " gerakan ".



Tampilnya khuruj yang dapat diterima masyarakat tanpa memandang asal usul itu menjadi kritikan keras sebetulnya buat NU. Dimana organisasi masyarakat ini adalah organisasi agama yang paling besar dan bersejarah. Namun dengan merangseknya para khuruj mulai mendominasi masjid masjid NU yang yang sudah tersebar diseluruh wilayah indonesia menjadi tamparan buat mereka( NU )sebetulnya kemana saja mereka selama ini terutama dalam kegiatan menghidupkan masjid ? Langgar langgar dan masjid yang selama ini memang telah tertidur ( sepi jamaah ) dihidupkan oleh para khuruj. Bukankah ini sebuah tamparan,buat organisasi NU kemana saja mereka ? Kenapa tidak membuat suatu metode yang baru untuk merekatkan warga nadliyin antar mushola atau mesjid,menjalin silhaturahmi seperti yang para khuruj lakukan, ? Aku sendiri telah melihat NU semakin tidak peka, bahwa ancaman budaya hedonisme dan konsumerisme akan menghancurkan warganadliyin. Silahturahmi antar lanngar atau mushola semakin kering. Pejabat penting NU telah membawa NU dalam aroma politik yang telah berlangsung lama.Pertemuan besar antar warga NU dalam acara tertentu hanya di mobilisasi untuk unjuk kekuatan dalam nuansa politis. Bukan untuk slihaturahmi dan perekatan social keagamaan. Akhirnya ancaman keringnya silahturahmi dalam nuansa keagamaan disebuah desa desa akan semakin hilang. Dan aktivitas gerakan khuruj telah mencuri start lebih dulu dari lelap tidurnya organisasi agama masyarakat terbesar di indonesia ini ( NU ).aku sendiri masih menilai bahwa khuruj ini adalah sebuah gerakan dakwah bukan aliran atau faham. dan mestinya NU dan organisasi agama lainnya belajar dari mereka. Aku memperkirakan bahwa lambat laun gerakan dakwah jamaah tabligh ini akan mempunyai jamaah yang besar mengingat sistem dan cara marketing keagamaan mereka yang gigih, sopan, santun dan sabar. Namun demikan, aku masih perlu mempelajari Khuruj atau jamaah tabligh ini lebih jauh, seperti dari mana gerakan ini berasal, dari mazhab mana gerakan ini di ambil ? siapa pemimpin atau pencetus gerakan ini ? ( wied, Jkt . 25 Okt 2010 di tulis ketika rumahuku di datangi Karkun )

4 komentar:

  1. oke bang setuja.....! mau tau siapa siapa dalangnya cekidot ikut kelur 40 hari ane merasakan waktu itu ane tersesat di pontianak dan ktemu jamaah serasa ada keluarga bahkan lebihhhh dari itu......menyejukkan jiwa . nikmatttt

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. saya pernah keluar / khuruj (wisata hati) 3 hari karena saya mahasiswa, subhanallah.. sholat 5 waktu saya terjaga, kalau misalnya tertinggal atau lupa ada rasa menyesal yang amat dalam ...

    abe alamsyah

    BalasHapus
  4. Tidak bisa di ceritakan, tapi hati bisa merasakan kenikmatan yang tidak bisa di jumpai kecuali dlm usaha ini( iman),

    BalasHapus